Dalam melakukan gerak IMM haruslah berpijak pada
landasan ideologis yang jelas. Menjadi kesadaran kolektif kader, spirit
perjuangan, dan cita-cita ideal yang diimpikan. Oleh karena itu IMM menegaskan
diri sebagai :
- Gerakan Pemikiran
:
- Gerakan Tajdid:
- Gerakan sosial
–progressif
- Gerakan sosial
praksis (Ekspansi Gerakan Kekampus)
- Gerakan Sosial
Virtual
IMM
memandang bahwa Islam harus dipahami sebagai gerakan pencerahan melalui gerakan
protes, kritik, gugatan dan interupsi, memiliki semangat revolusioner dengan
mengharmoniskan secara dialektik nilai-nilai normatif transenden Islam dengan
kondisi realitas sosial.
IMM
memandang bahwa Aqidah harus dipahami sebagai spirit yang dinamis menuju pada
upaya perubahan. Doktrin Islam harus dipahami sebagai : gerakan studi-aksi.
Gerakan dialogis dan Egalitarianisme, Gerakan anti ketidak adilan dan anti
penindasan.
IMM
menempatkan bahwa Islam sebagai basis
nilai kepemimpinan dan kepeloporan (khalifah Fil Ardhi) IMM memandang
bahwa dalam melakukan transformasi sosial maka, mengikhtiarkan dakwah
dan jihad sebagai pola perubahan. Dakwah dalam artian menjelaskan
teks-teks suci untuk dimplementasikan dalam alam realitas. Jihad dalam artian
Menggubah realitas untuk selaras dan sejalan dengan teks.
Dalam konteks gerakan
IMM harus menciptakan gelombang yang mampu beresonasi, bukan riak-riak kecil. Sebagai
gerakan religius, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) perlu mengambil peran
lebih besar dalam gerakan kultural partisipatoris yang selalu terlibat dengan
sangat intens dalam mengambil peran-peran sosial, baik di wilayah
infranstruktur maupun suprastruktur.
Populasi kuantitatif ummat yang masih belum diimbangi dengan posisi kualitatif
menjadi tanggungjawab IMM bersama generasi muda Islam lainnya untuk menyiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif. Karenanya dibutuhkan
formulasi strategi dan taktik yang tepat untuk berhadapan dengan situasi umat
kekinian dan masa depan.
0 comments:
Post a comment