A. Kebijakan Umum
1. ReOrientasi Gerakan
Secara teoritik dan
praksis, re-orientasi gerakan dimaksudkan sebagai daya elaborasi untuk memahami
kerangka orientasi sejarah organisasi kemudian dihadapkan kepada realitas
organisasi dan realitas masyarakat untuk memahami perubahan sebagai
keniscayaan. Elaborasi ulang diharapkan menjadi spirit perubahan strategis
untuk konteks gerakan yang dinamis dan progressif.
Adapun
kontekstualisasi dari pada re orientasi gerakan IMM adalah penegasan peran dan
posisi IMM sebagai kekuatan strategis. Gerakan yang senatiasa jauh dari kubangan
kepentingan politik praktis, dengan icon gerkan moral yang berpihak kepada
nilai.
2. Konsolidasi dan perluasan jaringan
Untuk konsolidasi
dan perluasan jaringan, IMM mertumuskan model jejaring berdasarkan konsep
jaringan itu sendiri. Yaitu; civil Islam dan civil Society.
Dengan kata lain jaringan tersebut ditumbuhkan berdasarkan jaringan
organisasi-organisasi kaum muda mahasiswa Islam lain baik yang sevisi, seideolo
gi ataupun
yang tidak. Juga ditumbuhkan berbasisi jaringan organisasi-organisasi diluar
Islam yang didentifikasi sebagai bagian dari civio society.
3. Pengayaan Varian gerakan dengan sebanyak mungkin
membuat Buffer gerakan.
Pengayaan varian
gerkan dimaksudkan agar IMM ammpu untuk teruji dapat bersinergi dengan dan berkomunikasi
dengan elemen gerakan lain. Buffer gerkan ini tujuan pembentukannya adalah
taktik aliansi dengan jaringan.
B. Kebijkan strategis
1. Strategi penguasaan kampus dan mesjid
Dalam konteks
gerakan, penguasaan kampus dan mesjid sangat penting bagi peneembangan jati
diri dan identitas kader.
Penguasaan kampus
dan mesjid diorientasikan kepada bingkai historis IMM yang sejak awal telah
dikembangkan dalam ranah kampus dan mesjid. Begitupun, dikaitkan betapa
kader-kader di Perguruan Tinggi Muhammadiyah
harus menjadi tuan rumah ditrumahnya sendiri.
2. Strategi penokohan sebagai model pencitraan
gerakan
Dalam memantapkan
pencitraan gerakan maka perlu sesegera mungkin melakukan penokohan
sebagai strategi konsentrasi keruang publik. IMM baik secara individu-kader
maupun secara organisasi perlu sesegera mungkin mendemonstrasikan pelibatan dan
kepeloporan kepada ruang publik sebagai konteks kebijakan publik. Yang pada, gilirannya mampu menjadi energi
aktivasi dalam mengefektifkan dakwah dan gerakan.
3. Memperkuat basis gerakan.
Kedepan IMM sulsel diharapkan mampu membenahi diri secara
intern. Baik kualitas maupun kuantitas. Dalam konteks basis gerakan, IMM sulsel
haruslah memperkuat dengan meningkatkan kuntitas kontituen. Dengan, melakukan
reinkarnasi IMM disetiap daerah yag ada. Disamping terus melakukan pembinaan
bagi Daerah yang IMM telah eksis.
“ Dijalan ini tiada tempat berhenti,
Sikap lamban berarti mati,
Siapa yang bergerak merekalah yang di depan,
Yang berhenti sejenak, walau sekalipun pasti
tergilas”
0 comments:
Post a comment