Oleh: Abdul Ghani (Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan DPD IMM Sulsel)
DPDIMMSULSEL.OR.ID -- Dihadapan yang diCinta, maka aku tak penting lagi
Yang penting adalah Dia
Dihadapan yang dicinta, inginku tak ada lagi
Yang ada adalah inginNya
Apapun yang aku ingini maka harusku tanggalkan
Sebagai bukti cinta kepadanya
Itulah Ibrahim,
Ia harus menjalankan perintah untuk menyembelih puteranya Ismail.
Yang diminta untuk disembelih bukan ismailnya,
Tapi kecintaannya yang begitu besar kepada Ismaillah yang ia harus sembelih.
apapun tak boleh menjadi penyaing dalam meraih cintanya.
Terjadi pertarungan jiwa antara sang Nabi dan sang Ayah.
Maka Ibrahim sebagai Nabi menang atas Ibrahim sebagai Ayah.
Ibrahim berhasil membuktikan cintanya pada Tuhannya
Dari Ibrahim kita belajar meletakkan cinta pada Tuhan sebagai cinta yang berada diatas segalanya.
Dari Ismail kita belajar kerendahan hati dan kesabaran atas kehendak Tuhan.
Dari Ibrahim dan Ismail kita mengerti
Allah akan menjadikan jalan keluar bagi mereka yang berserah diri kepadanya
Rahmat Tuhan teramat luas, tak terjangkau oleh hitungan manusia.
Matematika manusia begitu sederhana, dimana satu ditambah satu adalah dua,
Dua dibagi dua adalah satu.
Namun dihadapan sang pengasih, meski dari rusuk Adam terlahir banyak manusia
Maka kasihnya tak berkurang kepada masing-masing makhluq, meski milyaran banyaknya ciptaan.
Terbakar adalah keniscayaan jika dibakar,,
Sebagaimana Mati juga adalah keniscayaan jika disembelih,,
Namun,, Itulah pengetahuan manusia..
dihadapan mukjizat, hukum alam jadi tak berdaya
karena Kasih sayang dan rahmatnya teramat besar,,
dimana penyebab dan akibat lain tak berlaku lagi
Mencintai Sang penggenggam Cinta bagi manusia mesti diposisikan pada peringkat yang utama, sebagaimana cinta Ibrahim disisi Tuhannya.
Segala gerak semesta harus bermuara untuk meraih ridhaNya.
Selamat Hari Raya Id- Adha Id-Qurban 10 Dzul hijjah 1439 hijriyah
Disamping menyembelih hewan qurban sebagai symbol,
Yang terpenting adalah menyembelih segala kecintaan lahiriyah.
Menyembelih segala keegoisan, segala kebuasan, dan keAkuan,
Sebagaimana pelajaran yang dicontohkan sang bapak Tauhid Ibrahim dan puteranya Ismail
Allahu Akbar,,
Allahu akbar sebagai pengakuan
Tak ada yang paling diagungkan karena dialah Sang Maha Agung
Allahu akbar sebagai pengakuan
Tak ada yang lebih dibesarkan karena Dialah Sang Maha Besar
Maka lailaha tak ada sesembahan
Illallah Karena hanya ialah sebenarnya sembahan
Dialah Allah satu-satunya Ilah..
Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar,,
lailah illallahu allahu akbar
..wallahu Alam..
Renungan malam..
Abdul Ghani, Makassar, 21 Agustus 2018
0 comments:
Post a comment